Sejumlah penyedia layanan streaming di Indonesia tidak lantas mengguncang peta persaingan. Hadir hampir dua tahun, jaringan internet yang stabil menghalangi penyedia layanan berkembang di Indonesia.
Desmond Poon, Chief Technology Officer PT Link Net, menyebut layanan streaming di Indonesia masih menemui banyak kendala. Kendati pelaku usahanya semakin banyak, dampak yang ditimbulkan masih belum signifikan.
"Memang ada dampak, tapi tak terlalu besar. Kalau dibandingkan dengan Singapura dan Hong Kong, jaringan broadband kita belum cukup mendukung kehadiran layanan streaming," ujar Desmond saat ditemui di kantornya di Jakarta
Pria yang mendalangi inovasi produk First Media ini mengatakan penetrasi jaringan pita lebar tetap (fixed broadband) di Indonesia yang masih belum merata jadi faktor yang paling berpengaruh dalam layanan streaming di dalam negeri.
Kecilnya penetrasi jaringan pita lebar tetap di populasi Indonesia menjadi penghalang tersediri bagi penyedia layanan video streaming di Indonesia.
"Imbasnya jumlah orang yang menikmati layanan broadband unlimited masih belum banyak," imbuh Desmond.
Maka menurutnya, tak mengherankan perkembangan layanan streaming di negara dengan jaringan pita lebar yang baik seperti Singapura, Hong Kong, dan Amerika Serikat bisa melesat ketimbang di sini. Di negara-negara tersebut, menonton Netflix, Iflix, dan layanan serupa, bukan sesuatu yang sulit dilakukan.
Salah satu implikasi dari belum luasnya penetrasi jaringan pita lebar tetap ini adalah menikmati layanan streaming di perangkat bergerak. Beberapa penyedia layanan seperti MOX, Hooq, Viu, dan Iflix, kini berlomba-lomba menggaet penonton di ponsel pintar.
Kendati demikian, ia menilai situasi saat ini bisa dianggap sebagai pertanda baik untuk layanan streaming dan penyedia jaringan pita lebar tetap.
"Di sisi lain, Indonesia memiliki potensi besar untuk untuk digarap oleh penyedia layanan OTT," ucapnya penuh optimis.
Desmond memperkirakan dampak dari layanan video streaming dapat lebih signifikan di Indonesia setahun hingga dua tahun mendatang.
0 comments:
Post a Comment