Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) alat yang digunakan untuk mengolah air laut menjadi air yang layak di konsumsi masyarakat. Ada beberapa langkah yang harus di lalui untuk mendapatkan air baku dari SWRO. Direktur Teknik PT PAM Jaya Barce Simarmata menjelaskan air akan diambil dari air laut dan dikumpulkan dalam sebuah tank. Kemudian, air laut akan diproses dengan mesin automatic microscreen.
Mesin Microscreen ini berfungsi untuk menyaring kotoran air laut.Bagian dari mesin tersebut memiliki tabung dengan pipa pipa yang terhubung ke laut, dengan memisahkan butiran pasir dan di proses dengan mesin ultrafiltrasi. Kemudian mesin ini akan menyaring kandungan kotoran pada air ke yang lebih halus lagi, dan disaring kembali menggunakan mesin SWRO.
Jumlah air baku yang dihasilkan berbeda dengan yang diambil langsung dari laut. Misalkan jumlah yang dimasukkan 100liter tetapi yang dihasilkan dari hasil penyaringan hanya sebesar 30 liter, sisanya dikembalikan ke laut. Dan setelah itu baru disalurkan ke rumah penduduk.
Air laut biasanya yang diambil memiliki kandungan diatas 15.000 TDS (total dissolved solid). Setelah diolah dengan mesin SWRO kandungannya menjadi 325 TDS. Standar uji kelayakan air baku untuk bisa diminum adalah 500 TDS.
Meskipun air yang dihasilkan sudah layak digunakan. Lurah Untung Jawa Ade Selamat mengatakan masyarakat masih tidak menyukai rasa air tesebut dikarenakan rasanya tidak sama. Kebanyakan warga masih menggunakan air SWRO untuk mencuci piring atau pakaian.
SWRO yang bisa menghasilkan 50 meter perkubik air untuk setiap harinya. Hanya 50 rumah penduduk yang bisa mendapatkan air olahan SWRO. Lurah Untung membandingkan dengan daerah Pulau Tengah bisa mengolah puluhan ribu kubik meter air laut. Sangat di sayangkan mesin SWRO dibangun dengan megah tetapi hanya bisa menghasilkan sebegitu saja dan masyarakat masih belum optimal menggunakannya.
0 comments:
Post a Comment