Neanderthal selalu dianggap remeh dari cara pemikirannya. Anggota genus Homo dari Eropa dan Asia ini dicibir karena diindentikkan dengan cara kuno dan ketidaktahuan. Namun hasil publikasinya di Scientific Report akhir Agustus 2017 memutarbalikkan prasangka dari orang orang terhadapnya.
Para penelitian mengungkapkan bahwa Neanderthal telah berhasil menciptakan lem untuk memenuhi kebutuhan mereka sekitar 200.000 tahun yang lalu. Dengan menggunakan tar, Neanderthal merekatkan batu api dengan kayu dan menggunakannya sebagai tombak berburu. untuk mengetahui bagaimana Neanderthal membuat lem, para peneliti dari Leiden University Belanda melakukan simulasi dengan alay yang ada pada masa Paleotikum.
Ternyata apa yang dilakukan Neanderthal sangat sederhana sekali dengan membakar gulungan kulit pohon birch pada suhu tinggi, sedangkan dengan cara kompleks adalah membuat struktur dari kulit pohon birch dan membakarnya. Para penelitian yang dipimpin oleh Paul Kozowyk mencatat waktu yang diperlukan, bahan bakar, suhu dan bahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan tar. Kemudian para tim membandingkan hasil yang didapat dengan catatan Palaeolitik.
Hasil dari tim yang didapat menunjukkan jumlah tar yang berguna bisa dilakukan dengan menggabungkan bahan dan teknologi yang sudah digunakan oleh Neanderthal. Para peneliti mengambil asumsi jika Neanderthal kemungkinan besar menemukan lem setelah menyadari adanya tar pada gulungan kulit pohon birch yang terbakar. Pohon ini telah tersedia di Eropa selama masa Pleistosen. hanya tinggal memproduksinya dalam jumlah banyak dengan menggabungkan teknologin dan pengetahuan yang sudah tersedia.
Dengan adanya penemuan ini mendorong keingintahuan dan ketertarikan pada sifat seperti melekatkan dan viskositas material baru yang ditemukan agar produksi tar menjadi inovasi abadi, Neanderthal harus dapat menjaga penyuliingan kering sebagai teknik yang berguna untuk memproduksi perekat.
Para penelitian mengungkapkan bahwa Neanderthal telah berhasil menciptakan lem untuk memenuhi kebutuhan mereka sekitar 200.000 tahun yang lalu. Dengan menggunakan tar, Neanderthal merekatkan batu api dengan kayu dan menggunakannya sebagai tombak berburu. untuk mengetahui bagaimana Neanderthal membuat lem, para peneliti dari Leiden University Belanda melakukan simulasi dengan alay yang ada pada masa Paleotikum.
Ternyata apa yang dilakukan Neanderthal sangat sederhana sekali dengan membakar gulungan kulit pohon birch pada suhu tinggi, sedangkan dengan cara kompleks adalah membuat struktur dari kulit pohon birch dan membakarnya. Para penelitian yang dipimpin oleh Paul Kozowyk mencatat waktu yang diperlukan, bahan bakar, suhu dan bahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan tar. Kemudian para tim membandingkan hasil yang didapat dengan catatan Palaeolitik.
Hasil dari tim yang didapat menunjukkan jumlah tar yang berguna bisa dilakukan dengan menggabungkan bahan dan teknologi yang sudah digunakan oleh Neanderthal. Para peneliti mengambil asumsi jika Neanderthal kemungkinan besar menemukan lem setelah menyadari adanya tar pada gulungan kulit pohon birch yang terbakar. Pohon ini telah tersedia di Eropa selama masa Pleistosen. hanya tinggal memproduksinya dalam jumlah banyak dengan menggabungkan teknologin dan pengetahuan yang sudah tersedia.
Dengan adanya penemuan ini mendorong keingintahuan dan ketertarikan pada sifat seperti melekatkan dan viskositas material baru yang ditemukan agar produksi tar menjadi inovasi abadi, Neanderthal harus dapat menjaga penyuliingan kering sebagai teknik yang berguna untuk memproduksi perekat.
0 comments:
Post a Comment